January 19, 2018

PENGARUH PERANG SALIB KONTAK BUDAYA GAYA HIDUP

PENGARUH PERANG SALIB

KONTAK BUDAYA DALAM GAYA HIDUP


               Perang Salib yang terjadi selama dua ratus tahun telah menyebabkan budaya bangsa Arab banyak diadopsi oleh bangsa Eropa. Terutama dari gaya kehidupan bangsa Eropa sekarang. Pada zaman kegelapan, dimana Eropa pada saat itu mengalami keterbelakangan dalam berbagai segi kehidupan. Mereka makan dengan cara yang tidak pantas, dari segi kesehatan bangsa Eropa tidak terlalu peduli. Cara berpakaian pun mereka tidak pikirkan. Namun semua hal itu berubah ketika sebagian besar masyarakat Eropa ikut dalam Perang Salib. Mereka mendapat banyak pelajaran kehidupan dari bangsa Arab. Bangsa Eropa ingin kehidupan mereka seperti bangsa Arab, yang maju dari segala segi kehidupan. Gaya hidup yang mereka tiru dari bangsa Arab adalah kebersihan. Karena dari kebersihan akan menyebabkan kesehatan, dan kesehatan mendukung semua aktifitas dengan baik. Cara untuk menjaga kebersihan yang ditiru oleh bangsa Eropa adalah mandi, bangsa Eropa terbiasa mandi tanpa menggunakan sabun. Namun mereka melihat bangsa Arab pada saat mandi menggunakan sabun yang membuat tubuh mereka wangi dan bersih. Berjalannya waktu sabun pun tersebar hingga daratan Eropa, dengan berbagai jenis sabun yang telah dikembangkan, sabun menjadi produk mandi yang paling digemari.

             Cara makan pun demikian, bangsa Eropa mengadopsi cara makan bangsa Arab yang menggunakan sendok dan garpu saat makan, dan memproses bahan makanannya terlebih dahulu. Sehingga makanan yang dimakan matang dan layak dimakan.19

PENGARUH PERANG SALIB KONTAK BUDAYA DALAM BIDANG SENI

PENGARUH PERANG SALIB

KONTAK BUDAYA DALAM BIDANG SENI


Seni merupakan hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Dampak yang terlihat secara luas dari Perang Salib adalah seni. Seni di Eropa saat sebelum Perang Salib tidak berkembang, bahkan kemungkinan tidak ada seni. Saat Pasukan Salib datang ke Timur, mereka dimanjakan akan hal-hal yang indah. Mereka melihat barang-barang kerajinan kriya yang berasal dari daerah Asia. Perhiasan berharga dari permata yang diproses dengan baik menghasilkan karya seni yang indah bagi Pasukan Salib. Permata tersebut diproses oleh para perajin Damaskus dan Yajdi-Kairo. Cermin menjadi barang seni yang indah, cermin yang biasanya terbuat dari baja yang dipoles, di daerah Timur sudah menggunakan cairan metalik untuk bahan dasarnya.

Vas bunga, karpet, permadani dari timur menjadi barang seni bernilai tinggi. Pemakaian kaca-kaca berwarna sebagai hiasan bangunan menjadi salah satu bukti bahwa bangsa Eropa mengikuti seni bangsa Arab. Bangsa Eropa melihat kedalam bangunan-bangunan yang ada di Timur yang berhiaskan kaca-kaca yang berwarna-warni, membuat bangunan tersebut menjadi indah dan hidup. Kemudian seni ini dibawa ke Eropa dan di aplikasikan ke dalam bangunan seperti gereja.

Pasukan Salib yang pulang kembali ke Eropa, membawa cinderamata berupa benda-benda peninggalan Arab yang digunakan sebagai penghias rumah menggantikan relik-relik Kristen. Hal ini menyebabkan sentra industri cinderamata mucul di Eropa salah satunya di pusat kerajinan di daerah Arras. Karya-karya seni ketimuran yang terbuat dari kaca, porselen, keramik, emas, dan perak menjadi model produk-produk Eropa.18

PENGARUH PERANG SALIB KONTAK BUDAYA DALAM PERKEMBANGAN BIDANG SISTEM ADMINISTRASI

PENGARUH PERANG SALIB

KONTAK BUDAYA DALAM PERKEMBANGAN BIDANG SISTEM ADMINISTRASI


Kerajaan yang besar harus memiliki sistem administrasi yang baik. Saat sebelum Perang Salib berlangsung, kerajaaan-kerajaan di Eropa belum memiliki sistem administrasi yang baik. Seluruh administrasi yang dijalankan saat itu mengatas namakan gereja. Gereja yang menjalankan administrasi keuangan. Administrasi keuangan sangat penting bagi jalannya suatu kerajaan. Pada saat itu ditetapkan pajak tanah yang sangat tinggi kepada para petani dan masyarakat miskin. Hal ini menyebabkan timbulnya sistem feodal, dimana para tuan tanah menguasai seluruh tanah dan hasil dari tanah tersebut. Hasil dari tanah tersebut kemudian disumbangkan kepada gereja. Para petani tidak bisa melakukan sesuatu untuk lepas dari sistem tersebut, kemudian Perang Salib dikumandangkan. Banyak dari pihak petani dan masyarakat miskin yang ikut menjadi Pasukan Salib, karena mereka dijanjikan kehidupan yang layak jika ikut andil dalam perang ini. Maka para pemiliki tanah kehilangan tenaga kerja untuk menggarap tanahnya, gereja tidak mendapat pemasukan pajak lagi, maka hal ini telah menghilangkan sistem feodal yang selama ini terjadi. Pengaruh gereja pun ikut berkurang seiring berjalan waktu, sehingga yang terlihat hanya persaingan kerajaan-kerajaan di Eropa dalam memperebutkan kekuasaan. Perang Salib membutuhkan dana yang cukup besar, untuk mendapatkan dana tersebut, para penguasa Eropa meminta para tuan tanah untuk memberikan sumbangan berupa harta benda, uang dan tenaga. Tuan tanah pun terpaksa menjual harta benda mereka untuk menghasilkan uang, yang akan digunakan untuk membantu dalam Perang Salib.

Louis VII memperkenalkan sistem keuangan yang baru, karena ia melihat jika hanya mengandalakan dana dari para tuan tanah, dana tersebut akan sangat sedikit sekali jumlahnya. Tujuan sistem ini untuk mengumpulkan uang sebanyak mungkin untuk menaggung dana Perang Salib. Jumlah dana yang disumbangkan untuk biaya perang menjadi satu persepuluhnya, besaran ini merupakan jumlah yang harus disumbangkan oleh tokoh. Saat Perang Salib dipimpin oleh Richard the Lion Heart, sistem ini diberi nama Salahudiin Tithe. Dari sinilah awal mula pembaruan sistem keuangan modern. Sistem pencatatan kredit pun muncul karena peredaran uang yang cepat serta terciptanya persediaan yang lebih besar. Perusahaan-perusahaan bank dan pengelola keuangan muncul di Genoa dan Pisa yang memiliki kantor cabang di Levant. Para Pasukan Salib mulai menggunakan surat kredit, menerima uang dalam bentuk deposito, serta meminjamkannya dengan bunga. Koin emas pertama yang mungkin pernah dibuat oleh bangsa Latin adalah Byzantinius Saracenatus, yang dicetak oleh orang Venesia di Tanah Suci dan bertuliskan Arab.16


Peperangan yang besar, seperti Perang Salib melibatkan banyak pihak, baik dari kerajaan kecil maupun kerajaan yang besar. Untuk memenangi peperangan, kerajaan besar membutuhkan dukungan dan kerja sama dengan kerajaan kecil untuk menjaga pengaruhnya di daerah tersebut. Untuk menjalankan kerja sama tersebut, pihak yang akan mengajak kerjasama mengirim wakilnya kepada pihak yang akan diajak kerjasama. Pada saat awal Perang Salib, Pasukan Salib kesulitan untuk menaklukan daerah-daerah kerajaan Islam walaupun hanya kerajaan kecil, kemudian mereka mempelajari hal tersebut dan menemukan sistem kerjasama yang digunakan kerajaan Islam, kerajaan-kerajaan di Eropa mulai mengadakan kerjasama untuk mendukung Pasukan Salib setelah mempelajari sistem tersebut yang bertujuan untuk memperkokoh kedudukan mereka di daerah Timur. Upaya mereka berjalan dengan baik, dengan cepat banyak daerah-daerah di Timur yang mau bekerjasama dengan Pasukan Salib. Hal ini mendorong perkembangan sistem pos antara dunia Timur dengan dunia Barat, dengan adanya sistem pos ini, seluruh kebutuhan Pasukan Salib dapat terpenuhi dengan baik.

Wilayah kerajaan yang sangat luas memiliki tingkat pengawasan yang rendah dari kerajaan pusat. Untuk menjaga wilayah-wilayah tersebut, diperlukan sebuah sistem keamanan yang efektif di kerajaan-kerajaan kecil, salah satu caranya adalah penggunaan surat izin jalan. Dengan cara ini kerajaan bisa mengawasi dan membatasi orang-orang yang masuk kedalam wilayah kerajaan mereka. Sistem surat izin jalan ini pun berkembang menjadi pasport.

            Disetiap peperangan pihak yang kalah akan dijadikan budak, baik untuk bekerja kepada pihak yang menang atau dijual kepada para pembeli budak. Pasukan Salib sangat tidak manusiawi dalam memperlakukan budak-budak mereka. Para budak disiksa dan dipermainkan hanya untuk menghibur para Pasukan Salib. Berbeda dengan Pasukan Islam, mereka memperlakukan budak selayaknya manusia. Hal ini mendorong kaum intelektual bangsa Eropa menyuarakan kepada para Pasukan Salib untuk memperlakukan budak dengan baik. Kemungkinan hal inilah yang menyebabkan timbulnya aturan mengenai HAM.17

Featured Post

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun 1. KONI  dasar hukum untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah Pasal 69 Undang-Undang Nom...

Popular Posts