Latar Belakang Berdirinya Majelis
Az-Zikra
Majelis Az-Zikra pada awalnya merupakan kumpulan dari berbagai
majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok yang pelaksanaan
kegiatannya dikoordinasikan di masjid Al-Amru Bittaqwa. Masjid Al-Amru Bittaqwa
sebelumnya adalah sebuah taman yang digunakan untuk sarana bermain oleh
sebagian masyarakat perumahan tersebut. Karena daerah itu belum memiliki sarana
ibadah, masyarakat setempat sepakat agar taman itu dijadikan sebuah masjid sebagai
sarana ibadah dan dakwah di daerah tersebut, maka pada tahun 1995 didirikanlah
sebuah masjid yang bernama Al-Amru Bittaqwa, nama masjid itu diambil dari nama
salah satu guru ustadz H.M. Arifin Ilham yang bernama Ustadz Irfan Amara
Bittaqwa.
Pada saat itu kegiatan di masjid tersebut hanya digunakan sebagai
sarana ibadah saja tanpa ada kegiatan yang lain. Bertitik tolak dari situlah,
Ustadz H.M Arifin Ilham menyelenggarakan kegiatan dzikir, yang pada awalnya kegitan
dzikir tersebut hanya dilakukan sendiri saja. Karena manfaat yang dirasakannya
begitu besar maka beliau mengajak warga setempat untuk melakukan dzikir seperti
yang ia lakukan setiap hari. Pada mulanya jama’ah yang hadir jumlahnya hanya
tujuh orang dan kegiatan dzikir tersebut dilakukan setiap hari sabtu usai pelaksanaan
shalat shubuh berjama’ah dan kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih dua
bulan. Kemudian dalam waku yang tidak begitu lama jama’ah yang hadir semakin
bertambah hingga memenuhi ruangan masjid Al-Amru Bittaqwa. Pada saat itu
kegitan dzikir hanya bertempat di masjid Al-Amru Bittaqwa saja dan bentuknya
hanya sebuah majelis.
Pada tahun 2000 Ustadz H. M.
Arifin Ilham mengembangkan kegiatan dzikir tersebut, seiring dengan perjalanan
dakwah dan sosial yang dilakukan oleh Ustad H. M. Arifin Ilham. Melalui
ceramahnya ia memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan
dzikir dan doa yang telah dilakukannya (Ilham, 2004 : 55). Menurut Arifin
Ilham, para jama’ah menginginkan agar kegiatan dzikir ini tidak hanya terfokus
kepada satu kegiatan saja tetapi lebih mengembangkan kegiatan dakwahnya. Atas
usulan tersebut, maka Ustadz H.M. Arifin Ilham mendirikan majelis dzikir yang
bernama Az- Zikra. Kata Az-Zikra itu sendiri artinya mengingatkan kembali
kepadaal-Qur'an dan as-Sunnah, yang
kemudian dzikir ini dikenal dengan nama dzikir taubah. Arti taubah itu
sendiri adalah “kembali” jadi orang yang bertaubat berarti dia telah kembali
dari sesuatu yang dicela oleh Islam manuju sesuatu yang disenangi oleh Islam. [1]
Tujuan berdirinya majelis Az-Zikra adalah menyelenggarakan majelis
dzikir dan memasyarakatkan dzikir agar terbentuk masyarakat sebagai model
masyarakat madani. Seiring dengan berjalannya waktu, dzikir ini semakin berkembang
dan respon dari masyarakatpun sangat positif. Sehingga kegiatan dzikir pun “melebarkan
sayap” dengan menyelenggarakan dzikir di luar masjid al-Amru Bittaqwa.
Dzikir pertama diselenggarakan di masjid Agung At-Tin Taman Mini Indonesia
Indah Jakarta Timur pada tanggal 18 Agustus 2001 dan jumlah jama’ah yang hadir
sekitar 7.000 orang.
Kegiatan dzikir yang pada awalnya hanya dilakukan di satu tempat
dan waktunya hanya satu bulan sekali kini seperti “bola salju” yang terus
bergulir dan berkembang dengan pesat. Jama’ah yang hadir pun kini semakin
banyak, mereka datang dari berbagai tempat dan daerah. Nuansa putih pun
senantiasa menyelimuti majelis dzikir ini mulai dari tempat hingga pakaian pada
jama’ahnya. Filosofinya tidak lebih, putih adalah warna yang melambangkan
kesucian melambangkan kesucian dan warna yang disukai oleh Rasulullah Saw.[2]
Majelis Az-Zikra sampai saat ini telah berhasil menarik ribuan jama’ah
setiap menyelenggarkan kegiatan dzikirnya. Berawal dari kegiatan itulah ada
sebagian jama’ah yang berkeinginan untuk menunaikan ibadah haji, karena mereka
melihat bahwa Ustadz H.M. Arifin Ilham sebelumnya memang sudah membawa jama’ah
haji sejak tahun 1995 maka dari situlah para jama’ah ingin beliau membimbing mereka
untuk mengadakan program manasik haji dan umrah agar mereka dapat mengetahui
dan memahami tata cara menunaikan ibadah haji dan umrah dengan melaksanakan
rukun-rukun yang harus diketahui oleh orang yang ingin pergi ke tanah suci.
Dalam hal ini majelis Az-Zikra bekerja sama dengan biro-biro perjalanan hari
seperti PAS Travel, MC Travel dan Hikmah Tour.
Untuk menjadikan organisasi kemasyarakayan ini mengikuti perkembangan
zaman yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, para pengurus hendaklah tetap
berpegang teguh pada ketentuan al-Qur'an dan as-Sunnah serta menjalankan
syari'ah Islam dengan baik selain itu harus melengkapi dirinya dengan manajemen
yang modern. Selain menyelenggarakan dzikir dan ibadah haji, majelis Az-Zikra
juga memberikan pelayanan yang berupa konsultasi keluarga dan remaja serta
mengelola panti yatim yang semua kegiatan tersebut dikoordinasikan oleh Majelis
Az-Zikra.
Dengan adanya berbagai program yang dipaparkan di atas, reaksi
masyarakat sangat mendukung, karena bermanfaat baik untuk individu, masyarakat
umum dan juga membantu pemerintah dalam bidang kesejahteraan sosial yakni
menyantuni fakir miskin dan anak yatim yang berasal dari daerah, khususnya
daerah yatim yang berasal dari daerah, khususnya daerah konflik, seperti Ambon,
Poso, dan korban tsunami Aceh.
Maksud dan Tujuan Berdirinya Majelis Az-Zikra Maksud dan tujuan
berdirinya majelis Az-Zikra secara umum adalah menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan dzikir dan memasyarakatkan dzikir agar terbentuk masyarakat
dzikir sebagai model masyarakat madani. Di samping itu juga untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa serta membantu program pemerintah dalam hal pembangunan guna
meningkatkan pendidikan, khususnya keagamaan, kesejahteraan sosial, menyantuni
fakir miskin dan anak yatim. Untuk menerapkan tujuan tersebut, majelis Az-Zikra
ini berusaha :
1.
Mengelenggarakan secara rutin dzikir, dakwah Islam, seminar dan diskusi-diskusi.
2.
Mendirikan dan mengelola pesantren yatim Az-Zikra
3.
Menyelenggarakan biro konsultasi keluarga dan remaja yang bernama
Titian Keluarga Sakinah (TKS).
4.
Memberikan pelayanan dan program manasik haji dan umrah
Dengan demikian jelas bahwa maksud dan tujuan didirikannya majelis
Az-Zikra bukan semata mata untuk dikenal oleh masyarakat secara umum. Namun
dilihat dari manfaatnya usaha-usaha yang dilakukan majlis Az-Zikra tidak lain
adalah untuk membentuk masyarakat yang beriman dan bertaqwa[3].
Untuk mencapai tujuan tersebut dukungan dari semua pihak sangat membantu untuk
mengembangkan program yang ada. Di dalam mengembangkan programnya majelis
Az-Zikra menitik beratkan pada kegiatan keagamaan, memahami serta mempelajari
nilai-nilai keagamaan dan menciptakan kader-kader Islam serta menerapkan ilmu yang
diperoleh ke tengah-tengah masyarakat agar tercipta generasi Islami.
Pada awalnya yang menjadi pusat majlis zikir Az-Zikra hanya di
Mampang, Depok. Namun, dirasa tempat tersebut kurang memadai, maka didirikan
Majlis Az-Zikra yang bertempat di Sentul dibangun pada tahun 2007 yang
merupakan komplek muslim yang proses berdirinya dibiayai oleh Muammar Qadafi
yang ketika itu menjabat sebagai Presiden Libya Hingga saat ini, yang menjadi
pusat Majlis Zikir ada dua tempat, yaitu di Mampang Depok dan di Sentul Bogor.
Akan didirikan lagi di Gunung Sindur.
[1]
Hasil Wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2014 pukul 06.30-08.30
WIB di Kediaman beliau di Sentul, Bogor.