May 7, 2019

Latar Belakang Berdirinya Majelis Az-Zikra


Latar Belakang Berdirinya Majelis Az-Zikra


Majelis Az-Zikra pada awalnya merupakan kumpulan dari berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok yang pelaksanaan kegiatannya dikoordinasikan di masjid Al-Amru Bittaqwa. Masjid Al-Amru Bittaqwa sebelumnya adalah sebuah taman yang digunakan untuk sarana bermain oleh sebagian masyarakat perumahan tersebut. Karena daerah itu belum memiliki sarana ibadah, masyarakat setempat sepakat agar taman itu dijadikan sebuah masjid sebagai sarana ibadah dan dakwah di daerah tersebut, maka pada tahun 1995 didirikanlah sebuah masjid yang bernama Al-Amru Bittaqwa, nama masjid itu diambil dari nama salah satu guru ustadz H.M. Arifin Ilham yang bernama Ustadz Irfan Amara Bittaqwa.
Pada saat itu kegiatan di masjid tersebut hanya digunakan sebagai sarana ibadah saja tanpa ada kegiatan yang lain. Bertitik tolak dari situlah, Ustadz H.M Arifin Ilham menyelenggarakan kegiatan dzikir, yang pada awalnya kegitan dzikir tersebut hanya dilakukan sendiri saja. Karena manfaat yang dirasakannya begitu besar maka beliau mengajak warga setempat untuk melakukan dzikir seperti yang ia lakukan setiap hari. Pada mulanya jama’ah yang hadir jumlahnya hanya tujuh orang dan kegiatan dzikir tersebut dilakukan setiap hari sabtu usai pelaksanaan shalat shubuh berjama’ah dan kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan. Kemudian dalam waku yang tidak begitu lama jama’ah yang hadir semakin bertambah hingga memenuhi ruangan masjid Al-Amru Bittaqwa. Pada saat itu kegitan dzikir hanya bertempat di masjid Al-Amru Bittaqwa saja dan bentuknya hanya sebuah majelis.
 Pada tahun 2000 Ustadz H. M. Arifin Ilham mengembangkan kegiatan dzikir tersebut, seiring dengan perjalanan dakwah dan sosial yang dilakukan oleh Ustad H. M. Arifin Ilham. Melalui ceramahnya ia memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan dzikir dan doa yang telah dilakukannya (Ilham, 2004 : 55). Menurut Arifin Ilham, para jama’ah menginginkan agar kegiatan dzikir ini tidak hanya terfokus kepada satu kegiatan saja tetapi lebih mengembangkan kegiatan dakwahnya. Atas usulan tersebut, maka Ustadz H.M. Arifin Ilham mendirikan majelis dzikir yang bernama Az- Zikra. Kata Az-Zikra itu sendiri artinya mengingatkan kembali kepadaal-Qur'an dan as-Sunnah,  yang kemudian dzikir ini dikenal dengan nama dzikir taubah. Arti taubah itu sendiri adalah “kembali” jadi orang yang bertaubat berarti dia telah kembali dari sesuatu yang dicela oleh Islam manuju sesuatu yang disenangi oleh Islam. [1]
Tujuan berdirinya majelis Az-Zikra adalah menyelenggarakan majelis dzikir dan memasyarakatkan dzikir agar terbentuk masyarakat sebagai model masyarakat madani. Seiring dengan berjalannya waktu, dzikir ini semakin berkembang dan respon dari masyarakatpun sangat positif. Sehingga kegiatan dzikir pun “melebarkan sayap” dengan menyelenggarakan dzikir di luar masjid al-Amru Bittaqwa. Dzikir pertama diselenggarakan di masjid Agung At-Tin Taman Mini Indonesia Indah Jakarta Timur pada tanggal 18 Agustus 2001 dan jumlah jama’ah yang hadir sekitar 7.000 orang.
Kegiatan dzikir yang pada awalnya hanya dilakukan di satu tempat dan waktunya hanya satu bulan sekali kini seperti “bola salju” yang terus bergulir dan berkembang dengan pesat. Jama’ah yang hadir pun kini semakin banyak, mereka datang dari berbagai tempat dan daerah. Nuansa putih pun senantiasa menyelimuti majelis dzikir ini mulai dari tempat hingga pakaian pada jama’ahnya. Filosofinya tidak lebih, putih adalah warna yang melambangkan kesucian melambangkan kesucian dan warna yang disukai oleh Rasulullah Saw.[2]
Majelis Az-Zikra sampai saat ini telah berhasil menarik ribuan jama’ah setiap menyelenggarkan kegiatan dzikirnya. Berawal dari kegiatan itulah ada sebagian jama’ah yang berkeinginan untuk menunaikan ibadah haji, karena mereka melihat bahwa Ustadz H.M. Arifin Ilham sebelumnya memang sudah membawa jama’ah haji sejak tahun 1995 maka dari situlah para jama’ah ingin beliau membimbing mereka untuk mengadakan program manasik haji dan umrah agar mereka dapat mengetahui dan memahami tata cara menunaikan ibadah haji dan umrah dengan melaksanakan rukun-rukun yang harus diketahui oleh orang yang ingin pergi ke tanah suci. Dalam hal ini majelis Az-Zikra bekerja sama dengan biro-biro perjalanan hari seperti PAS Travel, MC Travel dan Hikmah Tour.
Untuk menjadikan organisasi kemasyarakayan ini mengikuti perkembangan zaman yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, para pengurus hendaklah tetap berpegang teguh pada ketentuan al-Qur'an dan as-Sunnah serta menjalankan syari'ah Islam dengan baik selain itu harus melengkapi dirinya dengan manajemen yang modern. Selain menyelenggarakan dzikir dan ibadah haji, majelis Az-Zikra juga memberikan pelayanan yang berupa konsultasi keluarga dan remaja serta mengelola panti yatim yang semua kegiatan tersebut dikoordinasikan oleh Majelis Az-Zikra.
Dengan adanya berbagai program yang dipaparkan di atas, reaksi masyarakat sangat mendukung, karena bermanfaat baik untuk individu, masyarakat umum dan juga membantu pemerintah dalam bidang kesejahteraan sosial yakni menyantuni fakir miskin dan anak yatim yang berasal dari daerah, khususnya daerah yatim yang berasal dari daerah, khususnya daerah konflik, seperti Ambon, Poso, dan korban tsunami Aceh.
Maksud dan Tujuan Berdirinya Majelis Az-Zikra Maksud dan tujuan berdirinya majelis Az-Zikra secara umum adalah menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dzikir dan memasyarakatkan dzikir agar terbentuk masyarakat dzikir sebagai model masyarakat madani. Di samping itu juga untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta membantu program pemerintah dalam hal pembangunan guna meningkatkan pendidikan, khususnya keagamaan, kesejahteraan sosial, menyantuni fakir miskin dan anak yatim. Untuk menerapkan tujuan tersebut, majelis Az-Zikra ini berusaha :
1.      Mengelenggarakan secara rutin dzikir, dakwah Islam, seminar dan diskusi-diskusi.
2.      Mendirikan dan mengelola pesantren yatim Az-Zikra
3.      Menyelenggarakan biro konsultasi keluarga dan remaja yang bernama Titian Keluarga Sakinah (TKS).
4.      Memberikan pelayanan dan program manasik haji dan umrah

Dengan demikian jelas bahwa maksud dan tujuan didirikannya majelis Az-Zikra bukan semata mata untuk dikenal oleh masyarakat secara umum. Namun dilihat dari manfaatnya usaha-usaha yang dilakukan majlis Az-Zikra tidak lain adalah untuk membentuk masyarakat yang beriman dan bertaqwa[3]. Untuk mencapai tujuan tersebut dukungan dari semua pihak sangat membantu untuk mengembangkan program yang ada. Di dalam mengembangkan programnya majelis Az-Zikra menitik beratkan pada kegiatan keagamaan, memahami serta mempelajari nilai-nilai keagamaan dan menciptakan kader-kader Islam serta menerapkan ilmu yang diperoleh ke tengah-tengah masyarakat agar tercipta generasi Islami.
Pada awalnya yang menjadi pusat majlis zikir Az-Zikra hanya di Mampang, Depok. Namun, dirasa tempat tersebut kurang memadai, maka didirikan Majlis Az-Zikra yang bertempat di Sentul dibangun pada tahun 2007 yang merupakan komplek muslim yang proses berdirinya dibiayai oleh Muammar Qadafi yang ketika itu menjabat sebagai Presiden Libya Hingga saat ini, yang menjadi pusat Majlis Zikir ada dua tempat, yaitu di Mampang Depok dan di Sentul Bogor. Akan didirikan lagi di Gunung Sindur.


[1] Hasil Wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2014 pukul 06.30-08.30 WIB di Kediaman beliau di Sentul, Bogor.
[2] Muhammad Arifin Ilham, Menggapai Kenikmatan Zikir. Jakarta: Hikmah, 2004, hlm. 56.

[3] Muhammad Arifin Ilham, Menggapai Kenikmatan Zikir. Jakarta: Hikmah, 2004, hlm. 59-61.

No comments:

Post a Comment

Featured Post

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun 1. KONI  dasar hukum untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah Pasal 69 Undang-Undang Nom...

Popular Posts