May 6, 2019

TANZIMAT DI TURKI

TANZIMAT DI TURKI
oleh Laila Kholidah

Awal Munculnya Tanzimat

Pada masa itu, ekspansi Barat mulai melanda dunia Islam. Setelah mengincar daerah-daerah yang berada di pinggiran wilayah Islam, mereka juga mulai mengarahkan sasarannya ke pusat kekuasaan Islam. Sebagai kekuatan utama Islma, Turki Utsmani pun termasuk wilayah sasaran Barat. Turki mulai kehilangan pengaruh dan kekuasaannya di Balkan dan Eropa Timur. Selain itu, Serbia, Yunani, Moldavia, dan Rumania berhasil mendapatkan hak otonomi penuh untuk mengatur wilayahnya sendiri. Setelah itu, Turki Utsmani kehilangan kontrolnya atas wilayah Afrika Utara. Pada Tahun 1831, Aljazair direbut oleh Perancis, kemudian Mesir di bawah pimpinan Muhammad Ali melepaskan diri dari awal abad ke 19. Kemunduran demi kemundeuran dialami oleh Turki Utsmani melahirkan sebuah gerakan perubahan yang kemudian bernama Tanzimat.[1]
Kata Tanzimat berasal dari bahasa arab tanzhimat yang berarti mengatur, menyusun, dan memperbaiki.[2] Secara terminologi tanzimat adalah suatu usaha pembaharuan yang mengatur, menyusun, serta memperbaiki struktur organisasi pemerintahan, sosial, ekonomi dan kebudayaan, Dari segi sejarah, ini dimaksudkan untuk menggambarkan seluruh gerakan pembaharuan yang terjadi di Turki Usmani pada pertengahan abad ke-19, yang dalam artian disini mengembalikan kesultanan Turki seperti semula yang ditakuti dan disegani baik lawan maupun kawan, padanan kata tanzimat sendiri dalam bahasa Inggris yaitu reform yang bermakna “gerakan pembaharuan”[3] istilah tanzimat berkonotasi pada penataan kembali struktur kemasyarakatan dan kenegaraan Turki Usmani agar menjadi kembali atau menjadi lebih baik, tanpa mengadakan perubahan, penggantian atau penghapusan bagian – bagian yang fundamental dari struktur kemasyarakatan dan kenegaraanya itu sendiri. Namun dalam prakteknya, gerakan tanzimat ini juga menyentuh hal-hal yang mendasar seperti yang terlihat dalam penggantian elemen-elemen fundamental keislaman dengan elemen-elemen yang berasal dari barat.
Gerakan pembaharuan ini bergerak di tiga bidang utama, yaitu sosial, politik, dan kemiliteran, dengan tujuan utama untuk mengembalikan kekuasaan dan pengaruh kesultanan Turki Usmani. Tujuan tersebut kemudian diimplementasikan dengan penggantian sistem-sistem tradisional milik Turki Usmani dengan sistem baru yang berasal dari negara-negara Eropa. Melalui sentralisasi pemerintahan, reformasi sistem administrasi dan kemiliteran, serta sekularisasi sistem sosial budaya,[4] gerakan pembaharuan ini membawa kesultanan Turki Usmani menuju sebuah wajah baru yang lebih modern, dan liberal. Namun, krisis multidimensi yang menjadi sasaran utama perubahan tidak berhasil diperbaiki oleh gerakan pembaharuan ini. Tanzimat tidak hanya terjadi sekali, melainkan gerakan yang terjadi secara sambung-menyambung mulai dari masa Sultan Selim III.[5]


[1] Antonio. 2012. Ensiklopedia Peradaban Islam; Istambul, Vol. 7. Jakarta: Tazkia Publishing, hlm. 171-172.
[2]Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam. 1975. Jakarta: Bulan Bintang. Hal 97
[3] Echols, John. Kamus Inggris-Indonesia. 1976. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 473
[4] Andersen, Roy. Seibert, Robert. Wagner, Jon. Politics and Change in the Middle East: Souces of conflict and accomodation. 1982. USA: Englewood Cliffs. Hal. 61
[5] Jamil, Madya Fadlullah. Islam di Asia Barat Modern. 2000. Selangor: Thinker’s Librarys. Hal 124

No comments:

Post a Comment

Featured Post

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun 1. KONI  dasar hukum untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah Pasal 69 Undang-Undang Nom...

Popular Posts