May 6, 2019

Peran Khomeini Dalam Menentukan Arah Politik Luar Negeri Iran

Peran Khomeini Dalam Menentukan Arah Politik Luar Negeri Iran


Prinsip politik luar negeri yang dikedepankan oleh Khomeini adalah neither east nor west, but the Islamic republic dan export of revolution. Neither east nor west, but Islamic republic merupakan propaganda Khomeini untuk menyatakan bahwa Iran berbeda dengan negara yang pernah ada. Konsep wilayatul faqih bukanlah konsep barat atau timur, tetapi bentuk islam. Yang dimaksud dengan barat disini adalah Amerika Serikat (kapitalisme) dan timur adalah Uni Soviet (sosialisme).(Rakel:2008:120)

Slogan ini dicanangkan oleh Khomeini sebagai kritik terhadap demokrasi Barat-yang justru berkembang di dunia Timur. Menurut Khomeini demokrasi Barat telah merusak dunia Timur, khususnya dunia Islam. Untuk itu umat Islam harus mengajarkan kepada orang-orang Barat tentang makna demokrasi yang sebenarnya. Ia menawarkan model baru demokrasi yang dilandaskan pada ajaran-ajaran Islam dengan menyebut "demokrasi sejati". Bagi Imam Khomeini, yang dimaksud dengan demokrasi sejati adalah Islam. "inilah demokrasi. Bukan berasal dari Barat, yang sangat kapitalis, bukan pula demokrasi yang diterapkan di timur, yang telah melakukan penindasan kepada rakyat jelata.

Dengan slogan neither east nor west ini, Khomeini ingin menunjukan bahwa Iran adalah contoh pemerintahan yang terbaik. Karena berdasarkan pada hukum Tuhan yang diyakininya akan membawa kebaikan. Hal ini juga menunjukan kebencian Khomeini baik terhadap ideology barat (kapitalisme) maupun timur (sosialisme) yang ia anggap sebagai alat untuk mendominasi negara dunia ketiga. Slogan ini menunjukan bahwa Iran adalah negara independent dengan system pemerintahan sendiri dan untuk mencegah segala bentuk ketergantungan politik, ekonomi, dan budaya. Hal ini untuk memperingatkan pihak asing agar tidak terlibat dalam urusan domestic (politik) Iran seperti yang pernah dilakukan oleh Amerika Serikat di masa dinasti Pahlevi.

Dikeluarkannya slogan ini juga berkaitan dengan system internasional saat itu yang dibangun atas asumsi sistem bipolar, terbagi antara Blok Timur dan Blok Barat. Adanya blok ini tidak memberikan keadilan dan keamanan bagi semua bangsa di dunia, tapi hanya bertujuan untuk memenuhi kepentingan kedua negara adidaya  tersebut saja. Iran kemudian menjadi anggota aktif dari Gerakan Non-Blok di bawah Perang Dingin, mengekspresikan oposisi yang kasar terhadap kepentingan kedua Amerika Serikat dan Uni Soviet di Timur Tengah. Apalagi kedua negara tersebut memiliki catatan buruk dalam sejarah Iran.

Dengan diterapkannya prinsip ini, maka Iran berhak untuk menentukan kehidupannya sendiri tanpa perlu diatur ataupun diarahkan oleh pihak asing. Namun demikian, tidak berarti bahwa Iran tidak memiliki hubungan internasional dengan pihak asing. Hubungan diplomatic dengan negara lain sangat diperlukan. Dan Iran sendiri menyadari hal ini bahwa harus ada hubungan dengan negara lainnya. Terutama dengan negara-negara muslim. Apalagi ketika berakhirnya perang Iran-Irak, Iran sangat membutuhkan hubungan dengan negara lain untuk merekonstruksi perekonomian dalam negerinya.



No comments:

Post a Comment

Featured Post

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun 1. KONI  dasar hukum untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah Pasal 69 Undang-Undang Nom...

Popular Posts