January 19, 2018

PENGARUH PERANG SALIB KONTAK BUDAYA ANTARA BARAT DENGAN TIMUR "LATAR BELAKANG"

PENGARUH PERANG SALIB

KONTAK BUDAYA ANTARA BARAT DENGAN TIMUR


LATAR BELAKANG

            Perang Salib adalah salah satu peristiwa yang terjadi pada tahun 1096. Perang ini di latar belakangi oleh seruan Paus Urban II untuk merebut kembali Baitul Maqdis dari kekuasaan kaum kafir (kaum muslim) bertepatan pada tanggal 27 November 1095. Paus Urban II mendapat kabar bahwa para peziarah yang menuju Baitul Maqdis diganggu oleh kaum Muslim. Namun penyebab utamanya adalah permohonan kaisar Alexius Comnesus pada Paus Urban II untuk membantunya melawan pasukan Bani Saljuk di Asia Kecil, karena mengancam kekuasaan Konstatipel. Pada bulan maret tahun 1096 gelombang pertama Pasukan Salib berangkat menuju Yerusalem. Pasukan Salib yang berangkat menuju Yerusalem terdiri dari berbagai kalangan dan memiliki berbagai tujuan. Kaum bangsawan memiliki tujuan untuk mencari kekuasaan, kaum agamawan bertujuan untuk melakukan Kristenisasi di rute perjalanan menuju Yerusalem. Sebagian besar Pasukan Salib terdiri dari para penjahat yang ingin diampuni dosa-dosanya. Mereka terbujuk atas khutbah Paus Urban IIsampaikan, mengenai pengampunan dosa dan surga jika mereka mengikuti perintah Paus Urban II.[1]
            Untuk menuju Yerusalem Pasukan Salib harus melewati daerah-daerah kekuasaan kerajaan yang menganut agama Islam. Pasukan Salib sangat terkejut dengan dunia Timur yang mereka pikirkan selama ini, yang menurut mereka bangsa Timur adalah bangsa yang terbelakang daripada bangsa mereka. Namun semua pikiran tersebut terbantahkan ketika mereka secara langsung melihat kemajuan dari berbagai bidang yang dibangun oleh bangsa Timur. Pasukan Salib pun melakukan kontak dengan penduduk daerah-daerah yang mereka lalui, melalui kontak tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung telah terjadi kontak budaya antara bangsa Timur dengan bangsa Barat.

1 Mahayudin Hj. Yahya, Sejarah Islam. (Kuala Lumpur: Fajar Bakti Sdn. Bhd, 1993), hlm. 373

Penemu & Pembuat GLOBE

GLOBE
Penemuan Umat Islam

Adalah seorang cendekiawan muslim bernama Abu Abdullah Muhammad al-Idrisi Ash-Sharif, atau lebih akrab dengan sebutan al-Idrisi. Pria kelahiran Ceuta, Maroko tahun 1100 ini merupakan seorang ahli di bidang kartografi dan geografi. Berkat keahliannya itulah seorang raja kristen yaitu Raja Roger II, penguasa kerajaan Sicilia, mengundangnya. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1138 di Palermo, Sicilia.
Raja Roger II menyambut al-Idrisi sebagai tamu agung dengan hamparan karpet merah. Ilmuwan muslim itupun ditempatkan di tempat terhormat. Sungguh sebuah kejadian yang aneh, di saat tentara muslim berjihad melawan tentara salib di Yerusalem, dua peradaban yang saling berseberangan ini duduk berdampingan dengan penuh rasa hormat di Sicilia.
Itu semua karena Raja Roger II merupakan maniak geografi, dan kesengsem oleh keahlian al-Idrisi. Konon, saat itu belum ada ilmuwan kristen yang mumpuni di bidang geografi dan kartografi secara akurat. Itulah alasan Raja Roger II mengundang al-idrisi. Dalam pertemuan itu, mereka sepakat membuat peta dunia yang akurat dalam waktu 15 tahun. Untuk mewujudkan ambisi mereka, kedua tokoh itu pun kemudian akademi geografi.
Mega proyek pembuatan peta dunia tersebut melibatkan 12 orang ahli, 10 di antara mereka adalah sarjana muslim. Sebuah kebetulan, entah disengaja atau tidak, kota Palermo merupakan tempat mangkal para pelaut dan navigator dari berbagai wilayah seperti Mediterania, Atlantik, dan perairan utara bertemu. Al-Idrisi pun menggali informasi dari mereka yang tengah beristirahat di Palermo. Penjelasan seorang navigator dikonfrontir pada navigator lainnya. Hasil kajian ini lalu dirumuskan.
Selama bertahun-tahun, Al-Idrisi menyaring fakta yang berhasil dikumpulkannya. Ia menggunakan keterangan yang paling jelas sebagai acuan pembuatan peta. Menjelang tenggat waktu yang ditentukan, peta yang diinginkan Raja Roger II akhirnya selesai pada tahun 1154.
Sebagai seorang geografer, al-Idrisi meyakini bahwa bumi ini

berbentuk bulat. Berdasarkan atas keyakinannya itu, secara gemilang al-Idrisi berhasil membuat globe dari bahan perak dengan berat sekitar 400 kg. Globe ciptaan al-Idrisi tersebut menggambarkan 6 benua, lengkap dengan jalur perdagangan, danau, sungai, kota-kota utama, daratan, dan gunung-gunung. Tak hanya itu, globe tersebut juga memuat informasi tentang jarak, panjang, dan tinggi secara akurat. Untuk melengkapi globe yang dirancangnya, al-Idrisi menulis buku berjudul al-Kitab al-Rujari (Buku Roger) yang didedikasikan untuk sang raja.

Selain menulis Buku Roger, al-Idrisi jaga merampungkan penulisan kitab Nuzhat al-Musthaq fi Ikhtiraq al-Afaq. Ini adalah Ensiklopedi Geografi yang berisi peta dan informasi mengenai Negara-negara di Eropa, Afrika, dan Asia yang pertama kali diterbitkan secara rinci. Setelah itu, dia juga menyusun ensiklopedia yang lebih komprehensif berjudul Rawd-Unnas wa Nuzhat al-Nafs. Selama mendedikasikan dirinya di Sicilia, al-Idrisi membuat sebanyak 70 peta daerah yang sebelumnya tak tercatat dalam peta.
Al-Idrisi memang sangat fenomenal. Dua abad sebelum Marco Polo menjelajahi samudera, ia sudah memasukkan seluruh benua seperti asia, eropa, afrika, dan utara Equador ke dalam peta yang diciptakannya.

(sumber: http://ristu-hasriandi.blogspot.com/2009/01/al-idrisi-pencipta-globe.html – dengan perubahan)

Tanah Sang Raksasa

Tanah Sang Raksasa

LOGIKA NARATIF
Raja dan pasukannya berperang dengan Bargawa
Raksasa Bargawa memberitahukan kelemahan dirinya kepada Arya
Raksasa Bargawa membunuh Raja
Arya membunuh raksasa Bargawa
Arya menyesali perbuatannya ( membunuh sahabatnya )

FUNGSI TEKS
mencerminkan sikap manusia yang selalu mengambil hak orang lain tanpa mempedulikan kondisi lingkungannya

SIMBOL
Raja : sebagai penguasa yang menyalahgunakan kekuasaannya
Raksa Bargawa : rakyat yang membela haknya tetapi terbawa emosi sehingga tujuan utama dari pembelaan menjadi pelampiasan emosi
Arya : sosok yang berlakuan bijak dan cepat bertindak

PERISTIWA
Menggambarkan bagaimana keadaan suatu negri dimana sang pemimpin haus akan harta kekayaan tanpa melihat kepentingan rakyatnya, sehingga terjadi perang saudara, salah satu pihak menginginkan kekuuasaan yang lebih dipihak yang lain untuk membela haknya. Melalui jalan seperti ini sudah pasti tidak ada yang diuntungkan.

PESAN
Dahulukan akal dalam berpikir jangan menggunakan emosi




Featured Post

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun 1. KONI  dasar hukum untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah Pasal 69 Undang-Undang Nom...

Popular Posts