January 19, 2018

PENGARUH PERANG SALIB KONTAK BUDAYA DALAM BIDANG ILMU PENGETAHUAN

PENGARUH PERANG SALIB

KONTAK BUDAYA DALAM BIDANG ILMU PENGETAHUAN


Melalui bangsa Arab (Islam), Eropa dapat memahami ilmu pengetahuan kuno seperti dari Yunani dan Babilonia. Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-universitas Islam di Spanyol seperti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Selama belajar di universitas-universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas.
Universitas yang pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat.12
Dari ilmu kedokteran ada seorang tokoh yang berasal dari Persia yang bernama Ibnu Sina. Di Eropa Ibnu Sina dikenal dengan nama Avicena. Beliau adalah seorang dokter di kota Hamazan Persia, penulis buku-buku kedokteran dan peneliti berbagai penyakit. Beliau juga seorang filsuf yang terkenal dengan idenya mengenai paham serba wujud atau wahdatul wujud. Ibnu Sina juga merupakan ahli fisika dan ilmu jiwa. Karyanya yang terkenal dan penting dalam dunia kedokteran yaitu Al Qanun fi At Tibb yang menjadi rujukan ilmu kedokteran.13
Sedangkan dari ilmu filsafat adalah Ibnu Rusyd, ia memiliki peran yang sangat besar sekali pengaruhnya di Eropa sehingga menimbulkan gerakan Averoisme (di Eropa Ibnu Rusyd dipanggil Averoes) yang menuntut kebebasan berfikir. Berawal dari Averoisme inilah lahir reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M di Eropa. Buku-buku karangan Ibnu Rusyd kini hanya ada salinannya dalam bahasa latin dan banyak dijumpai di perpustakaan-perpustakaan Eropa dan Amerika. Karya beliau dikenal dengan Bidayatul Mujtahid dan Tahafutut Tahaful.14

6.1 PROSES DAN FAKTOR PENDUKUNG

Ada cukup banyak contoh konkret yang menunjukkan proses peralihan pengetahuan dan filsafat. Seorang sarjana Eropa, Petrus Alfonsi belajar ilmu kedokteran pada salah satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke negerinya Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I. Selain menjadi dokter, ia bekerja sama dengan Walcher menyusun mata pelajaran ilmu falak berdasarkan pengetahuan sarjan dan ilmuwan muslim yang didapatnya dari Spanyol. Kemudian ahli Aljabar dari Eropa yang pertama, Leonardo Fibonacci, yang mempersembahkan sebuah karya tentang angka-angka kotak kepada Frederick II, pernah mengunjungi Mesir dan Suriah. Seorang penduduk Pisa, Stephen dari Antiokia, menerjemahkan sebuah buku penting dalam bidang kedokteran karya al-Majusi di Antiokia pada 1127. Karya itu merupakan satu-satunya karya yang berbahasa Arab yang dibawa oleh orang Eropa ke daerah mereka. Tetapi pada abad ke-12 di Eropa muncul rumah sakit. Dengan demikian, gagasan tentang rumah sakit tidak lepas dari pengaruh orang Islam di timur. Demikin juga dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang pernah belajar pula di Toledo dan setelah ia kembali ke Inggris, ia pun menjadi seorang sarjana yang termasyhur di negaranya.
Seorang sarjana berkebangsaan Perancis bernama Gerbert d’Aurignac dan pengikutnya, Gerard de Cremona yang lahir di Cremona, Lombardea, Italia Utara, pernah tinggal di Toledo, Spanyol. Dengan bantuan sarjana muslim disana, ia berhasil menerjemahkan lebih kurang 92 buah buku ilmiah Islam ke dalam bahasa latin. Di antara karya tersebut adalah Al Amar karya Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria Ar Razi (866-926 M) dan sebuah buku kedokteran karangan Qodim Az Zahrawi serta buku Abu Muhammad Al baitar berisi tentang tumbuhan. Sarjana-sarjana muslim tersebut mengajarkan penduduk non muslim tanpa membeda-bedakan agama yang mereka anut.15
Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini menimbulkan kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan gerakan kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14. Berkembangnya pemikiran Yunani ini melalui karya-karya terjemahan berbahasa Arab yang kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin.

PENGARUH PERANG SALIB KONTAK BUDAYA DALAM ARSITEKTUR & MILITER

PENGARUH PERANG SALIB

KONTAK BUDAYA DALAM ARSITEKTUR & MILITER


PENGADOPSIAN ARSITEKTUR

            Para Pasukan Salib mendapatkan pengetahuan subtansial mengenai bangunan militer dari Italia dan Normandia yang sebagian besar di kembangkan oleh bangsa Arab. Kondisi arsitektur Bangsa Eropa pada saat itu hanya berupa kastil dan gereja. Setelah mereka melihat arsitektur-arsitektur di Yerusalem yang didominasi dengan bentuk kubus dengan kubah gerinda sederhana. Salah satu bangunan yang terkenal di Yerusalem adalah Gereja Makam Suci dan Kubah Batu (Dome Of The Rock). Mereka dengan sengaja meniru bentuk arsitektur tersebut, sehingga di daratan Eropa terdapat bangunan yang menyerupai bangunan yang ada di Yerusalaem.10



         Melihat ke dalam bidang militer, akan terlihat sangat jelas bahwa Arab sangat mempengaruhi Pasukan Salib. Dapat dilihat dari pakaian yang digunakan, peralatan perang yang digunakan serta peralatan pendukung dalam perang tersebut.

5.1 PERLENGKAPAN PERANG

            Penggunaan baju zirah oleh bangsa Arab dalam perang, telah mempengaruhi Pasukan Salib yang pada saat itu belum menggunakan baju zirah yang layak untuk  digunakan dalam peperangan.  Dalam proses pembuatan pakaian perang, bangsa Arab telah memakai teknik quilting. Quilting  merupakan suatu metode menjahit atau mengikat dua lapisan kain dengan selapis sejenis bahan penyekat diantara keduanya. Mereka melihat dari ksatria Muslim, yang memakai baju jerami yang dilapisi dengan kain kampas/terpal untuk menggantikan baju baja. Sebagai bentuk perlundingan diri, ini memberikan perlindungan yang efektif dibandingkan baju baja Pasukan Salib dan merupakan bentuk penyekatan  yang efektif. Hal ini mendorong bangsa Eropa mempelajari teknik tersebut untuk kebutuhan saat musim dingin, yaitu sebagai baju hangat saat musim dingin. Dengan demikian tumbuh industri rumahan pada musim dingin seperti di Inggris dan Belanda.
            Untuk menunjukkan bahwa mereka adalah angkatan perang, Pasukan Salib mengadopsi peralatan pelengkap perang dari Pasukan Islam di Suriah. Penggunaan sangkakala perang, tambur, bendera kerajaan dan genderang perang merupakan atribut yang diadopsi oleh Pasukan Salib dari Pasukan Islam.

5.2 STRATEGI PERANG

            Dalam suatu perang, penyampaian informasi adalah sesuatu yang vital, informasi tersebut untuk memberi tahu keadaan perang. Penyampaian informasi  yang cepat adalah salah satu syarat dalam peperangan. Salah satu cara penyampaian informasi dengan cepat adalah menggunakan burung. Pasukan Salib mempelajari teknik melatih burung merpati-pos untuk menyampaikan informasi militer. Mereka mempelajari hal ini dari penduduk pribumi.
            Kemenangan merupakan hal utama yang dituju dalam peperangan. Untuk memenangkan suatu perang, angkatan perang membutuhkan strategi yang bisa mengalahkan pihak lawan. Dalam Perang Salib, telah berkembang berbagai strategi perang baik dalam hal taktik pengepungan, memperlemah pertahanan, pemasangan ranjau, penggunaan katapul, mangonel dan alat pendobrak serta penggunaan bahan peledak. Salah satu strategi yang diadopsi bangsa Eropa dari bangsa Arab adalah penggunaan bahan peledak yang bahan dasarnya adalah bubuk mesiu, bubuk mesiu merupakan bahan terpenting yang berasal dari Cina. Di Cina bubuk mesiu hanya digunakan sebagai bahan baku pembuatana kembang api. Bahan tersebut oleh  bangsa Arab dikembangkan dengan metode pemurnian potassium nitrate. Hal ini untuk membantu keperluan militer. Perangkat bom buatan Pasukan Islam ini menakutkan bagi Pasukan Salib. Pasukan Mongol memperkenalkan bubuk mesiu ke Eropa sekitar tahun 1240. Satu abad kemudian bangsa Eropa telah mengembangkan berbagai jenis bahan peledak yang berbahan dasar dari bubuk mesiu.
 Resep pertama tentang bubuk mesiu yang ditulis oleh orang Eropa ditemukan dalam karya yang ditulis oleh seorang Yunani bernama Marc sekitar tahun 1300. Sebelum tahun 1300, Hasan al-Rammah Najm al-Din al-Ahdab, yang kemungkinan orang Suriah, telah menyusun satu catatan berjudul al-Furushiyah wa al-Manasib al- Harbiyyah (Tentang Kuda dan Latihan Militer). Dalam karyanya itu ia menjelaskan fungsi salpetrus (sejenis bahan kimia), salah satu komponen bubuk mesiu,serta mengungkapkan resep phyrotechnic (teknik pembakaran), yang diperkirakan sebagai sumber acuan Marc dalam penulisan resep, karena terdapat beberapa kemiripan. Salah satu acuan paling tua tentang penggunaan bubuk mesiu adalah karya al-Umari.

5.3 TRADISI PERANG

            Perayaan kemenangan merupakan suatu tradisi yang wajib di lakukan oleh pihak yang memenangkan peperangan. Saat Pasukan Salib berada di Suriah, mereka melihat perayaan yang dilakukan oleh penduduk setempat untuk menyambut Pasukan Islam yang membawa kemenangan. Maka tradisi tersebut diadopsi oleh Pasukan Salib, namun perayaan yang dilakukan oleh Pasukan Salib cenderung negatif. Mereka minum-minuman yang memabukkan, dan ‘bermain’ dengan wanita-wanita penghibur.11

PENGARUH PERANG SALIB KONTAK BUDAYA DALAM BIDANG TEKNOLOGI

PENGARUH PERANG SALIB

KONTAK BUDAYA DALAM BIDANG TEKNOLOGI


Semua aspek kehidupan menggunakan teknologi, baik dari bidang pertanian, bidang militer, bidang kelautan dan bidang-bidang lainnya. Pada saat Perang Salib, Pasukan Salib melihat kincir air yang lebih maju, kincir air ini merupakan teknologi dalam bidang pertanian yang berfungsi membantu pengairan lahan-lahan pertanian. Pasukan Salib pun mempelajari kincir air tersebut, setelah itu Pasukan Salib yang pulang ke Eropa membuat kincir air di daerah asalnya seperti kincir air yang dikembangkan oleh oleh penduduk Suriah. Emessa merupakan daerah asal kincir air modern tersebut. Pertanian tidak terlepas dari masalah pengairan, bangsa Timur membuat saluran irigasi untuk memudahkan pengairan ke ladang pertaniannya. Hal ini juga dibantu dengan kincir air yang memudahkan aliran air menjadi teratur.

3.1 PROSES KONTAK BUDAYA

            Dalam bidang kelautan, terutama dalam sistem navigasi, para pelaut di Lautan Mediterania  yang berasal dari Timur telah mengembangkan suatu alat yang bernama kompas. Dilihat dari asalnya, kompas berasal dari Cina, yang berfungsi untuk menunjukkan arah mata angin di daratan untuk membantu menetukan arah. Karena kondisi geografis yang berbeda, maka para pelaut tersebut melakukan pengembangan terhadap kompas untuk menunjukkan arah mata angin di lautan. Sejak saat itu, para pelaut tidak lagi salah tujuan, dampak kepada bangsa Eropa sangat besar. Bangsa Eropa mulai melakukan penjelajahan melalui laut untuk mencari dan menjual barang-barang dagangannya.8
             Bidang Geografis merupakan salah satu bidang yang sangat penting yang dipelajari oleh bangsa Eropa. Sebelum Perang Salib terjadi, bangsa Eropa tidak begitu mengenali keadaan geografi  daerah Asia Kecil, Suriah dan Mesir. Bidang inilah yang mendorong bangsa Eropa berani melakukan ekspedisi-ekspedisi yang jauh. Dengan bantuan kompas, mereka semakin yakin dalam melakukan ekspedisi. Globe merupakan penemuan dalam bidang Geografi. Penemunya bernama Al-Idrisi, globe buatannya menggambarkan 6 benua, lengkap dengan jalur perdagangan, danau, sungai, kota-kota utama, daratan, dan gunung-gunung. Tak hanya itu, globe tersebut juga memuat informasi tentang jarak, panjang, dan tinggi secara akurat.9
            Teknologi bangsa Eropa sejak saat itu tumbuh pesat, hal ini yang mendorong terjadinya masa kebangkitan di Eropa (renaissans). Namun hal ini tidak terlepas dari pembelajaran bangsa Eropa kepada bangsa Timur. Bangsa Timur secara langsung dan tidak langsung telah membantu bangsa Eropa keluar dari masa kegelapan yang terjadi sebelum Perang Salib.

Featured Post

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun 1. KONI  dasar hukum untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah Pasal 69 Undang-Undang Nom...

Popular Posts