January 19, 2018

PENGARUH PERANG SALIB KONTAK BUDAYA DALAM ARSITEKTUR & MILITER

PENGARUH PERANG SALIB

KONTAK BUDAYA DALAM ARSITEKTUR & MILITER


PENGADOPSIAN ARSITEKTUR

            Para Pasukan Salib mendapatkan pengetahuan subtansial mengenai bangunan militer dari Italia dan Normandia yang sebagian besar di kembangkan oleh bangsa Arab. Kondisi arsitektur Bangsa Eropa pada saat itu hanya berupa kastil dan gereja. Setelah mereka melihat arsitektur-arsitektur di Yerusalem yang didominasi dengan bentuk kubus dengan kubah gerinda sederhana. Salah satu bangunan yang terkenal di Yerusalem adalah Gereja Makam Suci dan Kubah Batu (Dome Of The Rock). Mereka dengan sengaja meniru bentuk arsitektur tersebut, sehingga di daratan Eropa terdapat bangunan yang menyerupai bangunan yang ada di Yerusalaem.10



         Melihat ke dalam bidang militer, akan terlihat sangat jelas bahwa Arab sangat mempengaruhi Pasukan Salib. Dapat dilihat dari pakaian yang digunakan, peralatan perang yang digunakan serta peralatan pendukung dalam perang tersebut.

5.1 PERLENGKAPAN PERANG

            Penggunaan baju zirah oleh bangsa Arab dalam perang, telah mempengaruhi Pasukan Salib yang pada saat itu belum menggunakan baju zirah yang layak untuk  digunakan dalam peperangan.  Dalam proses pembuatan pakaian perang, bangsa Arab telah memakai teknik quilting. Quilting  merupakan suatu metode menjahit atau mengikat dua lapisan kain dengan selapis sejenis bahan penyekat diantara keduanya. Mereka melihat dari ksatria Muslim, yang memakai baju jerami yang dilapisi dengan kain kampas/terpal untuk menggantikan baju baja. Sebagai bentuk perlundingan diri, ini memberikan perlindungan yang efektif dibandingkan baju baja Pasukan Salib dan merupakan bentuk penyekatan  yang efektif. Hal ini mendorong bangsa Eropa mempelajari teknik tersebut untuk kebutuhan saat musim dingin, yaitu sebagai baju hangat saat musim dingin. Dengan demikian tumbuh industri rumahan pada musim dingin seperti di Inggris dan Belanda.
            Untuk menunjukkan bahwa mereka adalah angkatan perang, Pasukan Salib mengadopsi peralatan pelengkap perang dari Pasukan Islam di Suriah. Penggunaan sangkakala perang, tambur, bendera kerajaan dan genderang perang merupakan atribut yang diadopsi oleh Pasukan Salib dari Pasukan Islam.

5.2 STRATEGI PERANG

            Dalam suatu perang, penyampaian informasi adalah sesuatu yang vital, informasi tersebut untuk memberi tahu keadaan perang. Penyampaian informasi  yang cepat adalah salah satu syarat dalam peperangan. Salah satu cara penyampaian informasi dengan cepat adalah menggunakan burung. Pasukan Salib mempelajari teknik melatih burung merpati-pos untuk menyampaikan informasi militer. Mereka mempelajari hal ini dari penduduk pribumi.
            Kemenangan merupakan hal utama yang dituju dalam peperangan. Untuk memenangkan suatu perang, angkatan perang membutuhkan strategi yang bisa mengalahkan pihak lawan. Dalam Perang Salib, telah berkembang berbagai strategi perang baik dalam hal taktik pengepungan, memperlemah pertahanan, pemasangan ranjau, penggunaan katapul, mangonel dan alat pendobrak serta penggunaan bahan peledak. Salah satu strategi yang diadopsi bangsa Eropa dari bangsa Arab adalah penggunaan bahan peledak yang bahan dasarnya adalah bubuk mesiu, bubuk mesiu merupakan bahan terpenting yang berasal dari Cina. Di Cina bubuk mesiu hanya digunakan sebagai bahan baku pembuatana kembang api. Bahan tersebut oleh  bangsa Arab dikembangkan dengan metode pemurnian potassium nitrate. Hal ini untuk membantu keperluan militer. Perangkat bom buatan Pasukan Islam ini menakutkan bagi Pasukan Salib. Pasukan Mongol memperkenalkan bubuk mesiu ke Eropa sekitar tahun 1240. Satu abad kemudian bangsa Eropa telah mengembangkan berbagai jenis bahan peledak yang berbahan dasar dari bubuk mesiu.
 Resep pertama tentang bubuk mesiu yang ditulis oleh orang Eropa ditemukan dalam karya yang ditulis oleh seorang Yunani bernama Marc sekitar tahun 1300. Sebelum tahun 1300, Hasan al-Rammah Najm al-Din al-Ahdab, yang kemungkinan orang Suriah, telah menyusun satu catatan berjudul al-Furushiyah wa al-Manasib al- Harbiyyah (Tentang Kuda dan Latihan Militer). Dalam karyanya itu ia menjelaskan fungsi salpetrus (sejenis bahan kimia), salah satu komponen bubuk mesiu,serta mengungkapkan resep phyrotechnic (teknik pembakaran), yang diperkirakan sebagai sumber acuan Marc dalam penulisan resep, karena terdapat beberapa kemiripan. Salah satu acuan paling tua tentang penggunaan bubuk mesiu adalah karya al-Umari.

5.3 TRADISI PERANG

            Perayaan kemenangan merupakan suatu tradisi yang wajib di lakukan oleh pihak yang memenangkan peperangan. Saat Pasukan Salib berada di Suriah, mereka melihat perayaan yang dilakukan oleh penduduk setempat untuk menyambut Pasukan Islam yang membawa kemenangan. Maka tradisi tersebut diadopsi oleh Pasukan Salib, namun perayaan yang dilakukan oleh Pasukan Salib cenderung negatif. Mereka minum-minuman yang memabukkan, dan ‘bermain’ dengan wanita-wanita penghibur.11

No comments:

Post a Comment

Featured Post

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun 1. KONI  dasar hukum untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah Pasal 69 Undang-Undang Nom...

Popular Posts