PENGARUH PERANG SALIB
KONTAK BUDAYA MELALUI PERDAGANGAN
Jauh sebelum kehadiran Islam di Saudi Arabia, sudah ada rute-rute perdagangan yang selama beberapa abad dilalui oleh para pedagang. Menurut kalangan arkeolog ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa di Timur telah terjadi perdagangan internasional sejak 2700 SM. Pada 5.000 tahun yang lalu telah terjadi pengangkutan timah dari pegunungan Afghanistan melalui Iran ke kota Eshnunna (Tel Asmar, Irak) di Sungai Tigris Mesopotamia. Dari tempat ini kargo-kargo itu diangkut melalui kota Mari di Euphrat ke pelabuhan Ugarit (Ras Shamra) di utara Suriah, dan akhirnya dikapalkan menuju wilayah Asia Barat. Timah merupakan komoditi yang penting, karena sebagai bahan pokok dalam produksi perunggu. Logam campuran perunggu ini dibentuk di Mediternia Timur pada 3000 tahun sebelum masehi, dan telah menyebabkan terjadinya revolusi ekonomi, peradaban dan kemakmuran. Pada masa itu hanya ada dua daerah penghasil timah, yaitu Afghanistan dan Anatolia. Timah Anatolia, di samping untuk memenuhi kebutuhan lokal, sisanya diekspor. Meningkatnya permintaan terhadap timah menyebabkan jalan menuju ke Afghanistan dikenal sebagai Jalan Timah (Tin Road).
1.1 JALUR PERDAGANGAN
Koneksi Anatolia dengan Jalan Timah dan Jalan Sutera tidak dilakukan melalui darat tetapi melalui pelabuhan-pelabuhan Mediterania. Pelabuhan-pelabuhan di pantai Mediterania merupakan persimpangan jalan penting dalam rute perdagangan ini. Satu rute dari pelabuhan Ugarit di Suriah dengan melewati Antakya (Antiokia) menuju ke Adana di Turki. Timah yang ditambang di pegunungan Taurus bagian selatan Turki dibawa ke sini dan dijual. Pada masa ini rute jalan timah meluas sampai ke Konya (Ikonium), melalui jalur Nigde (Najd) akhirnya sampai ke pantai Asia di Bosporus. 4
Mediterania, sejak abad ke-8 hingga abad-abad selanjutnya, mediterania benar-benar menjadi koneki antara dunia Islam dan Eropa Kristen. Bagi orang-orang Romawi, Mediterania merupakan pusat komunikasi, karena provinsi-provinsi yang ada di sekitarnya berbatasan dengan wilayah kekuasaan kerajaan-kerajaan lain. Sisi barat dan selatannya berbatasan dengan wilayah-wilayah Islam, di pantai selatan merupakan wilayah yang diperebutkan antara kaum Muslimin dan Bizantium, dan pantai utara dibagi antara orang-orang Eropa dan Bizantium, sementara pulau-pulaunya dikuasai oleh Bizantium dan kaum Muslimin.
Mediterania berperan besar terhadap kontak yang terjadi antara dua entitas peradaban ini. Peran konektif yang menjadi tekanan adalah berkaitan dengan aktifitas perdagangan dan komersial pada umumnya.5
1.2 PROSES KONTAK BUDAYA
Pada tahun 1099, Tentara Salib dapat mencapai tujuannya, yaitu menaklukan kota Jerusalem. Hal ini memiliki dampak terhadap perdagangan di laut Mediterania. Dampak paling besar yang dapat dirasakan oleh kota-kota Italia adalah dikuasainya kembali laut Mediterania. Kontrol perdagangan dari Bosporus dan Suriah ke selat Gibraltar kembali berada di tangan para pedagang Eropa Kristen. Gerakan ekonomi yang berada di wilayah ini dengan cepat menyebar ke wilayah utara Alps. Kebangkitan kembali perdagangan laut dengan cepat telah menggerakkan perdagangan di wilayah daratan. Menyebabkan semakin meningkatnya volume perdagangan. Alasannya antara lain tingginya selera Eropa atas barang-barang yang berasal dari Timur. Kehadiran Tentara Salib ini dengan sendirinya telah menyebabkan lahirnya jalan salib (crusade road) yang terbentang antara Peking sampai ke Paris. Oleh-oleh dari Tanah Suci Jerusalem, merupakan barang yang memiliki nilai sangat tinggi. Barang-barang mewah seperti halnya karpet, produk tekstil, gading, produk-produk dari logam, keramik, dan gelas, telah mengisi dan menambah keanggunan rumah-rumah dan katedral-katedral di Eropa. Kebanyakan barang-barang ini sampai ke Eropa melalui jalur darat dan laut di Asia Kecil.6
4 John Farndon. 2000 Things You Should Know About World History. (Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2010), hlm. 70
5 Mahayudin Hj. Yahya op.cit. hlm. 386
6 David Nicolle. The First Crusade 1096-1099: Conquest of the Holy Land. (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2010), hlm. 1-7
No comments:
Post a Comment