Makna dan Sistem Keyakinan Islam
Makna dan
Sistem Keyakinan Islam
Aqidah menurut
etimologi adalah ikatan, sangkutan. Sedangkan menurut terminologi,
ibadah bermakna iman atau keyakinan. Karena itulah akidah selalu
ditautkan dengan Rukun Iman yang merupakan asas dari seluruh ajaran Islam.
Kedudukannya amat sentral dan fundamental. Akidah Islam berawal dari keyakinan
kepada Allah Yang Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan dan wujudnya. Kemaha-
Esaan Allah dalam zat, sifat, perbuatan, dan wujudnya itu disebut tauhid.
Tauhid menjadi inti rukun Iman dan prima causa ( asal pertama, asal dari
segala-galanya) dari seluruh keyakinan Islam. Maka dapat disimpulkan
bahwa tauhid adalah inti dari ajaran Islam yang berkembang melalui akidah,
syariah dan akhlak.
Berikut ini
merupakan uraian dari rukun Iman:
1.
Keyakinan
kepada Allah
Percaya bahwa
satu-satunya Tuhan yang harus disembah hanyalah Allah Swt, didalam Islam
konsepsi tentang Kemaha-Esaan Allah disebut Tauhid. Perihal Kemaha-Esaan
Allah terdapat di dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 163 dan didalam surat
Al-Ikhlas(112) ayat 1
“dan Tuhanmu
adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain (yang hak disembah)
melainkan Dia, Yang Maha Murah lagi Maha Penyayang” Al-Baqarah (2)
ayat 163
“katakanlah :
Dia-lah Allah. Yang Maha Esa” Al-Ikhlas(112) ayat 1
2.
Keyakinan
kepada Malaikat
Malaikat adalah
makhluk yang tercipta dari cahaya, ia bersifat gaib sehingga tidak
ditangkap oleh pancaindera manusia. Akan tetapi dengan izin Allah Swt, malaikat
dapat menjelmakan dirinya sebagai manusia. Setiap muslim wajib percaya akan
keberadaan malaikat sebagaimana perintah Allah dalam surat Al-Baqarah (2) ayat
177
“bukanlah menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan akan tetapi sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi dan memberikan harta yang cintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskinka, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan salat
dan menunaikan zakat; dan orangorang yang menepati janjinya apabila ia berjanji
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar imanya, dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa”
3.
Keyakinan
kepada Kitab-Kitab Suci
Setiap muslim wajib percaya pada
kitab-kitab suci, karena di dalam kitab-kitab tersebut terkandung firman-firman
Allah yang disampaikan melalui perantaraan Rasul-Nya. Kitab-kitab suci yang
wajib diimani oleh setiap muslim antara lain: Zabur, Taurat, Injil dan
Al-Qur’an. Namun perlu dipahami bahwasanya sumber dan pedoman utama umat Islam
tetaplah Al- Qur’an karena Al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab yang tetap
terjaga kemurniannya hingga saat ini. Sedangkan kitab-kitab yang lain (Zabur,
Taurat dan Injil), yang wajib diimani adalah versi yang dahulu, bukan versi
saat ini, karena kitab-kitab tersebut kini telah banyak mengalami perubahan
akibat ulah manusia untuk memenuhi kepentingannya.
4.
Keyakinan
kepada para Nabi dan Rasul
Setiap muslim wajib percaya pada
Nabi dan Rasul yang memiliki tugas untuk menyampaikan wahyu Allah Swt kepada
umat manusia. Jumlah nabi dan Rasul yang wajib diimani dan tertulis di
Al-Qur’an adalah 25, akan tetapi jumlah nabi dan Rasul lebih banyak daripada itu.
5.
Keyakinan
kepada Kada dan Kadar
Kada adalah
ketentuan mengenai sesuatu sedangkan kadar adalah ukuran menurut hukum
tertentu. Dengan demikian yang dimaksud dengan kada dan kadar adalah ketentuan
atau ketetapan Allah menurut ukutran atau norma tertentu. Umat Islam harus
percaya dan memahami kada dan kadar. Ketika manusia telah dapat memahami Kada
dan Kadar maka manusia akan dapat hidup dengan ikhtiar dan tawakkal
kepada Allah.
Sumber
Mubarak, Zakki. 2010. Menjadi
Cendikiawan Muslim. Jakarta : PT Magenta Bhakti Guna