January 19, 2018

PENGARUH PERANG SALIB KONTAK BUDAYA MELALUI PERTANIAN

PENGARUH PERANG SALIB

KONTAK BUDAYA MELALUI PERTANIAN


Sejak akhir abad ke-11, Permintaan yang meningkat akan komoditas hasil pertambangan, linen, dan pakaian wol, dan terutama biji-bijian, telah merangsang tumbuhnya pertanian. Pasukan Salib mendapatkan lebih banyak keuntungan dan manfaat dibanding dalam bidang intelektual. Mereka berhasil mendapatkan pengetahuan tentang jenis tumbuh-tumbuhan baru di kawasan Mediterania Barat, pertanian bangsa Arab berdampak besar kepada Pasukan Salib. Beberapa bahan pertanian sangat diminati oleh bangsa Eropa. Beberapa jenis tanaman di Mediterania seperti biji mijen, semangka, jeruk, apricot dan padi-padian. Selain itu Pasukan Salib mendapatkan cita rasa baru, terutama dalam parfum, rempah-rempah, makanan-makanan baru, dan produk-produk lainnya dari Arab dan India yang tersedia di pasar-pasar Suriah. Hal ini mendorong tumbuhnya perdagangan di Italia dan kota-kota besar di Mediterania. Keharuman dupa dan getah Arab, Minyak wangi yang menguap (volatile oil) dan mawar merah dari Persia menjadi produk paling diminati para pedagang Eropa. Tawas & pohon Gaharu menjadi bahan obat-obatan baru. Sedangkan untuk rempah-rempah seperti cengkeh, jahe dan bumbu beraroma lainnya menjadi bahan pelengkap pangan yang paling diminati. Sejak saat itu setiap perjamuan dilengkapi dengan rempah-rempah.

2.1 PROSES KONTAK BUDAYA

Namun bumbu yang paling penting saat itu adalah gula. Bangsa Eropa ketika itu terbiasa menggunakan madu untuk pemanis makanan mereka. Ketika Pasukan Salib berada di kawasan maritim Suriah, mereka melihat anak-anak setempat sedang mengisap batang tebu, sejak saat itu Pasukan Salib mulai mengenal tanaman tebu. Mereka membawa jenis tanaman tersebut ke Eropa. Sejak saat itu gula menjadi suatu komoditi penting dalam bidang ekonomi maupun bidang pengobatan. Di Eropa gula memiliki harga jual yang tinggi, hanya kalangan tertentu saja yang bisa membeli gula. Setelah gula masuk ke kawasan Eropa, mulai bermunculan toko-toko yang menjual produk-produk olahan yang berasal dari gula.7



Philip K. Hitti op.cit. hlm.  853-854

PENGARUH PERANG SALIB KONTAK BUDAYA MELALUI PERDAGANGAN

PENGARUH PERANG SALIB

KONTAK BUDAYA MELALUI PERDAGANGAN


Jauh sebelum kehadiran Islam di Saudi Arabia, sudah ada rute-rute perdagangan yang selama beberapa abad dilalui oleh para pedagang. Menurut kalangan arkeolog ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa di Timur telah terjadi perdagangan internasional sejak 2700 SM. Pada 5.000 tahun yang lalu telah terjadi pengangkutan timah dari pegunungan Afghanistan melalui Iran ke kota Eshnunna (Tel Asmar, Irak) di Sungai Tigris Mesopotamia. Dari tempat ini kargo-kargo itu diangkut melalui kota Mari di Euphrat ke pelabuhan Ugarit (Ras Shamra) di utara Suriah, dan akhirnya dikapalkan menuju wilayah Asia Barat. Timah merupakan komoditi yang penting, karena sebagai bahan pokok dalam produksi perunggu. Logam campuran perunggu ini dibentuk di Mediternia Timur pada 3000 tahun sebelum masehi, dan telah menyebabkan terjadinya revolusi ekonomi, peradaban dan kemakmuran. Pada masa itu hanya ada dua daerah penghasil timah, yaitu Afghanistan dan Anatolia. Timah Anatolia, di samping untuk memenuhi kebutuhan lokal, sisanya diekspor. Meningkatnya permintaan terhadap timah menyebabkan jalan menuju ke Afghanistan dikenal sebagai Jalan Timah (Tin Road).

1.1  JALUR PERDAGANGAN

Koneksi Anatolia dengan Jalan Timah dan Jalan Sutera tidak dilakukan melalui darat tetapi melalui pelabuhan-pelabuhan Mediterania. Pelabuhan-pelabuhan di pantai Mediterania merupakan persimpangan jalan penting dalam rute perdagangan ini. Satu rute dari pelabuhan Ugarit di Suriah dengan melewati Antakya (Antiokia) menuju ke Adana di Turki. Timah yang ditambang di pegunungan Taurus bagian selatan Turki dibawa ke sini dan dijual. Pada masa ini rute jalan timah meluas sampai ke Konya (Ikonium), melalui jalur Nigde (Najd) akhirnya sampai ke pantai Asia di Bosporus. 4
Mediterania, sejak abad ke-8 hingga abad-abad selanjutnya, mediterania benar-benar menjadi koneki antara dunia Islam dan Eropa Kristen. Bagi orang-orang Romawi, Mediterania merupakan pusat komunikasi, karena provinsi-provinsi yang ada di sekitarnya berbatasan dengan wilayah kekuasaan kerajaan-kerajaan lain. Sisi barat dan selatannya berbatasan dengan wilayah-wilayah Islam, di pantai selatan merupakan wilayah yang diperebutkan antara kaum Muslimin dan Bizantium, dan pantai utara dibagi antara orang-orang Eropa dan Bizantium, sementara pulau-pulaunya dikuasai oleh Bizantium dan kaum Muslimin.
Mediterania berperan besar terhadap kontak yang terjadi antara dua entitas peradaban iniPeran konektif yang menjadi tekanan adalah berkaitan dengan aktifitas perdagangan dan komersial pada umumnya.5

1.2 PROSES KONTAK BUDAYA

Pada tahun 1099, Tentara Salib dapat mencapai tujuannya, yaitu menaklukan kota Jerusalem. Hal ini memiliki dampak terhadap perdagangan di laut Mediterania. Dampak paling besar yang dapat dirasakan oleh kota-kota Italia adalah dikuasainya kembali laut Mediterania. Kontrol perdagangan dari Bosporus dan Suriah ke selat Gibraltar kembali berada di tangan para pedagang Eropa Kristen. Gerakan ekonomi yang berada di wilayah ini dengan cepat menyebar ke wilayah utara Alps. Kebangkitan kembali perdagangan laut dengan cepat telah menggerakkan perdagangan di wilayah daratan. Menyebabkan semakin meningkatnya volume perdagangan. Alasannya antara lain tingginya selera Eropa atas barang-barang yang berasal dari Timur. Kehadiran Tentara Salib ini dengan sendirinya telah menyebabkan lahirnya jalan salib (crusade road) yang terbentang antara Peking sampai ke Paris. Oleh-oleh dari Tanah Suci Jerusalem, merupakan barang yang memiliki nilai sangat tinggi. Barang-barang mewah seperti halnya karpet, produk tekstil, gading, produk-produk dari logam, keramik, dan gelas, telah mengisi dan menambah keanggunan rumah-rumah dan katedral-katedral di Eropa. Kebanyakan barang-barang ini sampai ke Eropa melalui jalur darat dan laut di Asia Kecil.6



4 John Farndon. 2000 Things You Should Know About World History(Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2010), hlm. 70
Mahayudin Hj. Yahya op.cit. hlm. 386
David Nicolle. The First Crusade 1096-1099: Conquest of the Holy Land(Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2010), hlm. 1-7

PERANG SALIB KONTAK BUDAYA ANTARA BARAT DENGAN TIMUR

PERANG SALIB

KONTAK BUDAYA ANTARA BARAT DENGAN TIMUR


KONTAK BUDAYA

            Suriah menjadi daerah terpenting dalam hal proses kontak budaya antara Barat dan Timur. Selama berlangsungnya perang salib, terjadi proses interaksi budaya antara Barat dan Timur. Interaksi di antara keduanya lebih banyak menguntungkan Barat ketimbang Timur. Aspek kebudayaan yang lebih banyak berpengaruh pada orang Barat lebih banyak meliputi aspek seni, perdagangan, dan industri daripada aspek sastra maupun keilmuan.
            Dibawah kekuasaan dinasti Nuridiyah dan Ayyubiyah, Suriah dan Damaskus menjadi saksi periode paling gemilang saat dipimpin oleh Nur al-din dan Shalah al-din. Nur al-din merenovasi dinding-dinding pertahanan kota, menambahkan pintu dan menara, serta membangun gedung-gedung pemerintahan, tetapi Nur al-din juga mendirikan sekolah pertama di Damaskus. Dia juga membangun rumah sakit terkenal dengan namanya (al-Nuri). Shalah al-din merupakan khalifah yang lebih banyak mencurahkan perhatian pada bidang pendidikan dan arsitektur. Shalah al-dinmemperkenalkan sekolah tipe madrasah ke negeri Yerusalem dan Mesir. Salah satu akademi terkemuka di Kairo menyandang namanya sendiri yakni al-Shalahiyyah. Selain mendirikan sejumlah sekolah, Shalah al-din juga membangun dua rumah sakit di Kairo.
            Tanpa mengesampingkan manisfestasi intelektual dan aktivitas pendidikan, kebudayaan Islam pada masa Perang Salib di Timur bisa dikatakan sama sekali tidak berkembang. Dalam dunia filsafat, kedokteran, musik, dan disiplin lainnya, hampir semua kekuatan besar itu telah musnah. Hal ini sebagian menjelaskan mengapa Suriah, yang sepanjang abad ke-12 dan ke-13 menjadi perhatian utama dalam hubungan antara dunia Islam dan Kristen Barat, membuktikan diri sebagai sarana bagi penyebaran pengaruh bangsa Arab, yang kepentingannya jauh lebih kecil dibanding Spanyol, Sisilia, Afrika Utara, atau bahkan kerajaan Bizantium.
            Walaupun di Suriah kebudayaan Islam memberikan pengaruh besar pada perkembangan budaya Kristen di Eropa melalui Pasukan Salib, kemudian melalui penerapan dampak budaya itu langsung di tengah masyrakat Barat, dan melalui proses infiltrasi di sepanjang rute perdagangan, kesan tentang adanya pengaruh spiritual dan intelektual tidak kita dapatkan. Di sisi lain, kita juga harus mengingat bahwa orang Franka di Suriah, disamping memiliki tingkat kebudayaan yang lebih rendah dibanding musuh mereka, mereka juga kebanyakan merupakan legiun asing yang selalu diam di markas dan benteng mereka, lebih banyak menjalin kontak dengan penduduk pribumi yang kasar ketimbang dengan para sarjana atau kalangan intelektual negeri itu.
            Selain itu, terdapat kebencian atau prasangka kebangsaan dan keagaman akut yang merintangi proses interaksi  di antara bangsa-bangsa yang terlibat. Dalam bidang ilmu pengetahuan dan kesenian, Pasukan Salib hanya memiliki sedikit keahlian untuk diajarkan kepada para penduduk pribumi. 2
            Kontak budaya ini terjadi karena faktor geografis Suriah yang berbatasan dengan Laut MediteraniaLaut Mediterania merupakan laut pedalaman yang berada diantara benua Eropa, Asia, dan Afrika. Laut ini berhubungan dengan Lautan Atlantik di sebelah baratnya, yang dihubungkan oleh Selat Giblartar. Karena posisinya yang strategis, secara politik-ekonomi Laut Mediterania menempati posisi yang sangat penting sebagai tempat perdagangan maritim selama beberapa abad antara dunia Islam dan Eropa.3



Philip K. Hitti, History of The Arabs. (Jakarta: Serambi lmu Semesta, 2010), hlm.  842-843 
Mahayudin Hj. Yahya op.cit. hlm. 385

Featured Post

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun 1. KONI  dasar hukum untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah Pasal 69 Undang-Undang Nom...

Popular Posts