September 12, 2015

Tugas I : review buku Philosophy Basic Readings chapter the value of philosophy



Tugas I : review buku Philosophy Basic Readings chapter the value of philosophy
4
The Value of Philosophy
Bertrand Russel
Filsafat merupakan salah satu ilmu yang mudah diremehkan bagi kebanyakan orang. Bertrand Russell (1872 -1970) menanggapi pernyataan tersebut dengan pendapatnya yang kuat. Filsafat menyediakan jawaban yang pasti atas setiap pertanyaan yang diajukan, pertanyaan yang diajukan bersifat  mendalam. Filsafat memiliki nilai yang menghilangkan rasa kecemasan dalam keseharian dan membawa kita menuju kehidupan baru  yang lebih perspektif.
Permasalahan yang dibahas dalam filsafat lebih mementingkan nilai apa  yang harus dipelajari dan alasan untuk mempelajarinya. Manusia yang dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan kepraktisan cenderung meragukan filsafat. Pandangan filsafat merupakan hasil pemikiran dari kesalahan yang dilakukan dalam kehidupan dan dari kesalahan tersebut digunakan untuk mencapai kebaikan. Pencapaian tersebut menghasilkan ilmu eksata, salah satunya ilmu fisika. Ilmu fisika banyak memberikan manfaat dan pengaruh dalam kehidupan manusia.
Utilitas bukanlah bagian filsafat. Jika studi filsafat memiliki nilai yang lebih terhadap mahasiswa filsafat daripada orang awam, itu secara tidak langsung terlihat dalam kehidupannya. Jadi dimana saja kita berada, kita harus mencari nilai filsafat tersebut dan menjadi tujuan utama. Namun jika kita gagal dalam pencarian nilai filsafat, kita harus membersihkan pikiran kita dari prasangka cemas yang disebut manusia “praktis”. Manusia “praktis” sering digunakan untuk menyebut manusia yang memenuhi kebutuhan badannya saja tanpa menyadari kebutuhan pikirannya. Jika semua orang berpikir untuk memenuhi kebutuhan pikirannya maka kemiskinan dan penyakit akan berkurang. Kebutuhan badan sama pentingnya dengan kebutuhan pikiran. Hal ini secara khusus terdapat nilai filsafat dalam kebutuhan pikiran.
Filsafat dapat ditemukan, dan hanya mereka yang tidak peduli terhadap nilai filsafat yang meyakini bahwa mempelajari filsafat tidak membuang-buang waktu. Seperti halnya ilmu lain, filsafat digunakan untuk mendapat pengetahuan. Pengetahuan tersebut digunakan untuk memberikan kesatuan dalam sistem ilmu serta pemikiran kritis terhadap keyakinan kita. Namun filsafat memiliki ukuran yang luas dalam keberhasilan menentukan jawaban yang pasti. Jika kita meminta pendapat kepada salah satu ahli ilmu, maka ilmu nya lah yang dianggap paling benar. Jika kita bertanya kepada filosof dan filosof itu jujur, maka jawabannya adalah bahwa ilmu ynag dia pelajari belum mencapai apa yang sudah dicapai di ilmu pengetahuan yang lain. Hal  ini menjelaskan bahwa filsafat menjadi bagian terpisah dari ilmu pengetahuan. Segala sesuatu yang sudah memiliki jawaban yang pasti, maka akan dimasukkan kedalam ilmu pengetahuan yang bersangkutan, sedangkan segala sesuatu yang belum memiliki jawaban pasti maka akan di tempatkan di filsafat. Sebagian filsuf menyatakan bahwa filsafat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mendasar. Sehinngga nilai filsafat tidak tergantung dengan suatu badan ilmu pengetahuan.
Nilai filsafat dalam kenyataannya harus dicari secara luas. Manusia yang hidup tanpa filsafat akan terpenjara dari akal sehatnya, lingkungannya dan keyakinannya yang tumbuh tanpa adanya kepedulian sesamanya. Sebaliknya jika kita sudah menemukan nilai filsafat tersebut maka kehidupan kita akan terbuka dan mempertanyakan apa yang kita ragukan selama ini. Dengan kita berfilsafat kita disuguhkan dengan pencarian jawaban yang  pasti. Nilai-nilai filsafat memberikan kita kebebasan dalam berpikir dan perenungan terhadap objek yang ada. Perenungan dalam filsafat membagi dunia menjadi dua sisi, baik dan buruk , teman dan musuh. Semua pengetahuan yang ada di dunia untuk pengembangan diri manusia, jika manusia memulai segala sesuatunya dengan batasan yang luas maka manusia akan mendapat pencapaian yang besar. Pengetahuan tidak terikat dengan suatu badan, didalam pengetahuan sudah termasuk keyakinan dan kebiasaan.
Perenungan dalam filsafat yang benar, sebaliknya, menemukan kepuasan dalam objek yang direnungkan oleh subjek. Hal ini tergantung dengan pada kebiasaan, kepentingan pribadi, atau keinginan, mendistorsi objek dan merusak para intelektual. Dengan demikian yang membuat penghalang antara subyek dengan objek, menjadikan seorang intelek merasa terpenjara. Intelek yang bebas bisa melihat segala sesuatu dengan bebas tanpa ada rasa takut dan cemas apa yang dia lihat. Intelek bebas memberikan nilai lebih terhadap pengetahuan yang bersifat abstrak dan umum daripada pengetahuan yang ia terima dengan alat indranya.
Pikiran yang sudah terbiasa dengan kebebasan dan ketidakberpihakan akan menjaga kebebasan tersebut lewat tindakan dan emosi. Ketidakberpihakan merupakan wujud untuk mencari kebenaran, dan memiliki kesamaan tindakan dalam keadilan, sedangkan emosi adalah wujud untuk menilai bahwa setiap manusia itu berguna. Perenungan dalam filsafat memberikan gambaran yang luas terhadap objek yang kita renungkan.
Filsafat untuk dipelajari bukan untuk mencari jawaban yang pasti, seperti peraturannya, tidak ada jawaban yang pasti namun mempertanyakan pertanyaan itu sendiri. Hal ini memperluas pemahan kita terhadap apa yang mungkin terjadi, memperkaya daya imaginasi kita serta mengurangi dogmatis dan menutup spekulasi yang ada. Perenungan atas alam semesta akan memberikan pemikiran yang luas.
Tanggapan :
Apa yang diuraikan oleh Bertrand Russel masuk akal, ketika manusia mempelajari filsafat, manusia bukan untuk mencari jawaban pasti, tapi untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan untuk mencapai nilai filsafat itu sendiri. Nilai filsafat tersebut dapat dicapai apabila seseorang membebaskan pikirannya dari rasa takut, cemas dan dogma dengan cara perenungan. Seseorang yang hidupnya tidak berfilsafat, maka akan terpenjara dari akal sehat, lingkungan dan keyakinannya. Sedangkan orang yang sudah berfilsafat maka akan menemukan jawaban atas apa yang ia pertanyakan selama ini dan mencapai nilai filsafat itu sendiri. Jika setiap manusia yang ada di dunia ini berfilsafat, maka tidak ada yang namanya peperangan, kemiskinan serta kekerasan seperti yang terjadi seperti sekarang.

2 comments:

Featured Post

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun

4 Lembaga Penerima Hibah Setiap Tahun 1. KONI  dasar hukum untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah Pasal 69 Undang-Undang Nom...

Popular Posts